Sabtu, 22 September 2018

Materi Pembelajaran

Pengertian materi pembelajaran (instructional material) adalah bentuk bahan atau  seperangkat substansi pembelajaran untuk membantu guru/instruktur dalam kegiatan belajar mengajar yang disusun secara sistematis dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan untuk perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran serta untuk membantu dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga disusun secara sistematis untuk menampilkan sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran.

Prinsip Penentuan Materi Pelajaran

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar, sehingga harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah:
Relevansi (kesesuaian)
Materi pembelajaran relevan dengan tujuan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalkan jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi lain.
Konsistensi (keajegan)
Materi pembelajaran konsisten dengan tujuan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalkan jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam maka materi yang diajarkan harus juga meliputi dua macam.
Adquency (kecukupan)
Materi pembelajaran yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai konpetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum.

Pertimbangan Materi Pembelajaran

Selain prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran, dalam pengembangan materi belajar guru harus mampu mengidentifikasikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
  • Potensi peserta didik meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial dan potensi vokasional
  • Relevansi dan karakteristik daerah.
  • Relevansi kebutuhan peserta didik dan tuntunan lingkungan
  • Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik
  • Kebermanfaatan bagi peserta didik.
  • Struktur keilmuan yang sesuai dengan materi pembelajaran suatu ilmu.
  • Aktulaitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.
  • Alokasi waktu
https://drive.google.com/drive/folders/1yMMWPAoNLZKkdvUiszSvW774nGx4xQFT?usp=sharing

Modell Pembelajaran Paket C Online / e - Learning

    Tidak ada satupun model/strategi pembelajaran e-Learning yang cocok untuk semua jenis instansi penyelenggaran pembelajaran berbasis elearning. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu strategi maupun model yang terbaik dalam pengembangan elearning, pertama-tama perlu dilakukan analisis kebutuhan serta karakteristik peserta didik. Hasil analisis kebutuhan dan karakteristik tersebut, merupakan dasar pijakan dalam mendesain dan mengembangan program pembelajaran elearning yang efektif. Model pembelajaran pedagogis konstruktivistik dirasa merupakan model yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran e-learning, karena paradigma pembelajaran yang ada sekarang sudah mulai bergeser dari kegiatan ‘mengajar’ menjadi kegiatan ‘membangun pengetahuan’. 
Selain itu, titik poin dari e-learning adalah adanya kemandirian peserta didik untuk belajar, hal ini sejalan dengan prinsip konstruktivistik, yakni peserta didik bebas membangun pengalaman maupun pengetahuannya sendiri.
Model pedagogis konstruktivitsik tersebut, dapat dikolaborasikan dengan berbagai stategi pembelajaran. Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pengembangan program pembelajaran e-learning/online, antara lain: interaksi (interaction),kolaborasi (collaboration), konstrutivisme (constructivism),eksplorasiproyek online (online project), belajar berbasis masalah dan studi kasusbelajar dengan pengaturan sendiripertanyaan dan diskusisimulasi (simulation), danpenilaian (assessment). Jika dikaitkan dengan pembelajaran jarak jauh (online learning), perancang pembelajar harus memikirkan aspek-aspek berikut untuk direalisasikan melalui strategi pembelajaran yang konstruktivistik, aspek-aspek tersebut yaitu :
1. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas seperti menerapkan informasi pada situasi riil, memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topik-topik dalam kelompok.
2.  Untuk mendorong peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri, pendidik harus memberikan pembelajaran online yang interaktif. Peserta didik harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi dengan peserta didik yang lainnya.
3. Sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Dengan berkolaborasi bersama peserta didik lain, dapat memberikan pengalaman riil dan memperbaiki ketrampilan metakognisi mereka.
4. Peserta didik sebaiknya diberi waktu untuk merefleksikan materi ajar. Pertanyaan pada materi ajar dapat digunakan untuk meningkatkan refleksi. Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi kasus. Disamping itu, aktivitas belajar sebaiknya mendorong siswa untuk menerapkan materi ajar.
5. Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru, e-learningdisarankan memberikan aktivitas sosial maupun interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilaian kinerja untuk mengatasi masalah.

Sehingga dapat saya simpulkan bahwa :
Aspek-aspek tersebut merupakan faktor yang perlu diperhatikan, untuk dapat mengembangakan online/e-learningyang efeltif dan efisien. E-learning dapat dikatakan terbaik dan sukses apabila dengan adanya e-learning tersebut dapat memenuhi segala kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, serta ketrampilannya. Pengetahuan yang dibangun sendiri oleh peserta didik, akan lebih bermakna sehingga materi pembelajaran dapat lebih tersampaikan secara efektif. Model pedagogis yang dapat memberikan proses pembelajaran bermakna adalah melalui penggunaan model pedagogis konstruktivistik yang berdasar pada teori belajar konstruktivisme radikal maupun sosial. Untuk mencapai pembelajaran dengan iklim ‘konstruktivistik’ diperlukan sejumlah strategi pembelajaran. Tidak ada satupun strategi pembelajara terbaik, yang dapat diterapkan untuk segala kondisi, sehingga berbagai strategi pembelajaran dapat digunakan asalkan berprinsip pada aspek-aspek  dasar yang telah disebutkan sebelumnya. Online learning sebagai suatu mode penyampaian informasi tidak hanya memerlukan strategi pembelajaran yangefektif saja, tetapi juga harus bisa bersinergi dengan komponen teknologi belajar, serta model pedagogis. Ketiganya harus disusun dalam kerangka integratif dengan tetap meperhatikan konteks sosial dan kultural.

Salah Media yang bisa di terapkan :

Manfaat Google Classroom 
Menyederhanakan pengelolaan tugas, mendorong kolaborasi, dan mengembangkan komunikasi yang lancar, sehingga proses mengajar menjadi lebih produktif dan bermanfaat.
Dengan Google Classroom, pengajar dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim masukan, dan melihat semuanya di 1 tempat. Cepat. Tanpa kertas. Mudah.